Ilustrasi |
Sebelumnya, melansir Daily Mail, Senin 23 Desember 2013, beberapa teori menjelaskan budidaya tanaman gandum yang dilakukan oleh manusia kuno adalah untuk dijadikan sebagai makanan.
Namun, di penelitian ini, para ilmuwan yakin alasan manusia purba untuk memulai pertanian gandum adalah untuk dijadikan minuman beralkohol atau lebih tepatnya bir.
Menurut Patrick McGovern, Direktur Biomolecular Archaeology Project di University of Pennsylvania, selain menimbulkan efek memabukkan, minuman bir memiliki sejumlah keuntungan. Seperti kandungan vitamin B yang tinggi dan asam amino yang mampu membunuh bakteri dan virus.
"Dengan kadar alkohol sebanyak empat sampai lima persen, bir ampuh untuk membuat seseorang jadi mabuk, sekaligus menjadi obat bagi manusia purba," kata McGovern.
Temuan soal alasan pertama manusia purba menanam gandum untuk dijadikan bir ini pun didukung penemuan-penemuan sebelumnya. Seperti di Mesir Kuno dan China kuno ditemukan bir dan minuman anggur yang memiliki kandungan anti kanker.
Selain itu, pada tahun 1940, ilmuwan dari University of Chicago, Robert Braidwood mengatakan, sejarah awal penemuan gandum dan arit terjadi di daerah Natufians —sekarang bernama Suriah, Yordania, dan Israel— pada zaman 13.000 sampai 19.000 Sebelum Masehi.
Menurut Braidwood, masyarakat di Natufians menanam gandum untuk dijadikan makanan. Tapi, ilmuwan lain Jonathan Sauer, menentang pernyataan itu, dan mengklaim masyarakat purba lebih memilih menanam gandum untuk menghasilkan alkohol.
Solomon Katz, Profesor Antropologi di University of Pennsylvania, turut mendukungnya. Dia mengatakan, pada zaman 13.000 sampai 19.000 SM sangat sedikit temuan dari makanan yang berbahan gandum.
"Dari analisis sisa-sisa tanaman yang ditemukan, hanya 3,4 persen gandum yang dijadikan bahan makanan. Sebagian besar dari tanaman gandum lebih digunakan untuk memproduksi minuman bir," kata Katz.